Jangan Panggil Aku Miskin

Masih ingatkah Walang Bin Kliwon, Pengemis kaya asal Subang yang menghebohkan masyarakat ketika terjadi penggarukan pengemis dan gelandangan di Jakarta membawa uang 25 juta rupiah lebih. Dia menuturkan bahwa uang tersebut tidak berasal dari mengemis, tetapi dari penjualan ternak sapi yang dimilikinya. Tetapi kalau uang tersebut dari hasil mengemis juga tidak mengherankan, karena ia mengungkapkan bisa menghasilkan uang Rp 4 Juta dalam sebulan, woowww masih mengalahkan UMK Jakarta.
Sekarang ini susah juga ketika kita melihat orang miskin yang meminta, dalam artian yang meminta maupun perlu bantuan. Apakah kita harus memberi dengan alasan kasihan, atau tidak memberi dengan alasan tidak mendidik.
Perilaku meminta sekarang tidak hanya dalam profesi peminta aja, tetapi dalam semua perilaku kehidupan, berkeluarga, dalam pekerjaan, bermasyrakat, dll. Seperti contoh ketika pemerintah memberikan bantuan kepada rakyat miskin pasti banyak orang ingin menjadi miskin, tetapi ketika disuruh memasang stiker miskin banyak yang tidak mau. Banyak yang mengajukan keterangan miskin untuk mendapatkan layanan kesehatan gratis padahal pengeluarannya banyak untuk barang mewah seperti kendaraan maupun gadget.
Mental miskin juga menjalar pada masyarakat, sifat mengeluh dan kurang bersyukur membuat orang masih dalang lingkup kemiskinan itu sendiri. Seperti Walang yang mempunyai ternak sapi, kalau dipikir setahun dia bisa membesarkan satu sapi mungkin cukup menghidupi kehidupannya di desa, tetapi juga namanya manusia ketika melihat ada kemudahan duniawi mereka menghalalkan segala cara.

0 Response to "Jangan Panggil Aku Miskin"

Posting Komentar

wdcfawqafwef